Ini sobat ada beberapa sejarah dari desanya aku desa pembuat
batu bata yang terkenal se antero jagat, untuk lebih lanjut yuk kita baca aja
ya lest go !!!!!!
Akibat Perang Dunia I (1914-1918), ekspor dari Hindia
Belanda sangat menurun. Demikian juga dengan kebutuhan barang impor dari luar
negeri yang selama ini didatangkan dari Eropa terpaksa terhenti. Untuk
mengatasi masalah tersebut pemerintah Hindia Belanda membentuk Panitia
Pembangunan Industri (1915) dengan tugas merencanakan pembangunan industri yang
bertujuan mengganti barang-barang impor. Perubahan di bidang sosial ekonomi
Jawa memperlihatkan gaya hidup dalam pemenuhan kebutuhan materi yang lebih
komersial.
Penduduk desa semakin terbiasa membeli berbagai jenis kebutuhan
rumah tangga. Dampak ini tercermin oleh semakin banyaknya jumlah orang yang
terlibat penuh dalam kegiatan ekonomi nonpertanian, antara lain: tumbuhnya
industri-industri berskala kecil di pedesaan seperti pengrajin tembaga,
keramik, dan batu bata. Industri kecil telah memegang peranan penting dalam
mendukung program-program pembangunan ekonomi dan diusahakan terutama untuk
menambah pendapatan keluarga terutama bagi penduduk kelompok miskin di
pedesaan. Seperti yang terjadi di desa Panggisari kecamatan Mandiraja kabupaten
Banjarnegara masyarakatnya mulai beralih dari kegiatan ekonomi pertanian ke
ekonomi nonpertanian dengan memanfaatkan kondisi tanah yang tidak rata karena
sebagian besar tanah di Panggisari lebih tinggi diantara lahan irigasi sawah.
Kondisi tanah yang tidak rata ini dimanfaatkan masyarakatnya untuk membuat batu
bata. Selanjutnya membuat batu bata kemudian menjadi mata pencaharian pokok
masyarakat Panggisari. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
(1) Bagaimana gambaran kehidupan masyarakat Panggisari tahun 1970-2001?, (2)
Bagaimana perubahan kehidupan ekonomi masyarakat Panggisari akibat Industri
Batu Bata tahun 1970-2001?, (3) Bagaimana pengaruh yang diakibatkan oleh adanya
Industri Batu Bata di desa Panggisari terhadap kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakatnya tahun 1970-2001?. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk
mengetahui gambaran kehidupan masyarakat Panggisari tahun 1970-2001, (2) Untuk
mengetahui perubahan kehidupan ekonomi masyarakat Panggisari akibat Industri
Batu Bata tahun 1970-2001, (3) Untuk mengetahui pengaruh yang diakibatkan oleh
adanya Industri Batu Bata di desa Panggisari terhadap kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakatnya tahun 1970-2001. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode sejarah. Langkah-langkah penulisannya meliputi: heuristik,
kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Kegiatan pengumpulan data
menggunakan teknik observasi, studi pustaka dan wawancara dengan pengrajin batu
bata desa Panggisari untuk memperoleh data tentang perubahan sosial ekonomi
masyarakat akibat munculnya industri. Berdasarkan hasil pembahasan dapat
diperoleh simpulan bahwa: (1) masyarakat Panggisari dalam kurun waktu 1970-2001
menunjukkan tingkat kehidupan sosial ekonomi yang semula masyarakatnya bertumpu
pada bidang pertanian kemudian beralih menjadi pengrajin di Industri Batu Bata;
(2) perubahan kehidupan ekonomi masyarakat Panggisari ke industri batu bata
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keinginan meningkatkan pendapatan
keluarga, keterbatasan modal dan ketersediaan bahan baku utama tanah di
Panggisari untuk membuat batu bata; (3) pengaruh yang diakibatkan oleh adanya
Industri Batu Bata di desa Panggisari terhadap kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat yaitu: dalam bidang sosial telah menumbuhkan kesadaran masyarakatnya
terhadap arti penting pendidikan anak-anaknya. Di bidang ekonomi telah
meningkatkan kesejahteraan dan memberi tambahan penghasilan pada keluarga
sehingga tidak hanya kebutuhan primer yang terpenuhi.
Hasil dari produk membuat
batu bata, masyarakat Panggisari dapat memodali sendiri membangun rumah-rumah
permanen dan mengisi rumahnya dengan pernakpernik kelengkapannya. Mulai
banyaknya kepemilikan warga akan alat transportasi seperti sepeda motor bahkan
mobil dan transportasi/ angkutan umum. Selain itu telah menumbuhkan pola pikir
dan perilaku masyarakat industri yang berorientasi ke arah masa depan dengan
penghargaan uang lebih tinggi sehingga menggeser sistem kekerabatan pada
masyarakatnya. Pola kekerabatan ini tampak pada masyarakat Panggisari yang
lebih berorientasi untuk kegiatan gotong royong membangun sarana prasarana
kelancaran industri dengan cara pemberian upah uang secara sokongan dari para
pengrajin batu bata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar